BIG BANG THEORY

Big Bang sebagai salah satu teori yang menjelaskan bagaimana alam semesta terbentuk.

METODE STATISTIK

Statistik merupakan salah satu metode dalam menetapkan kebenaran suatu temuan penelitian.

PEDOMAN ANGKA KREDIT DOSEN

Jenjang jabatan fungsional bagi dosen menunjukkan ukuran kinerja dan prestasi kerja dalam menjalankan fungsinya.

Minggu, 08 Mei 2016

Semangat Bejuang di balik Syair Lagu

Anda penikmat lagu-lagu nostalgia..? untuk mengembalikan semangat berjuang tempoe doeloe yang tanpa lelah melihat hambatan dan tantangan yang menghadang, mari kita segarkan kembali dengan alunan musik langgam jawa yang membuat tentram di hati...


Surabaya menjadi salah satu ikon kota pahlawan, dimana di tempat tersebut terjadi pertumpahan darah dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kobarkan semangat berjuang kali ini untuk mengubah keadaan diri kita, keluarga kita, lingkungan kita, dan negara dan bangsa kita dengan semangat yang terkandung dalam lagu "SURABAYA". Silakan putar atau download lagu tersebut dan nikmati makna luhur di balik alunan syairnya...
Share:

ANIMASI KONSEP FISIKA

Untuk memperoleh kejelasan secara logis tentang konsep dan fenomena ilmu fisika, dapat anda perdalam dengan mengkaji ilustrasi atau animasi dan atau prototipe peristiwa yang menggambarkan konsep, prinsip, hukum, atau aturan fisika melalui contoh berbagai animasi fisika yang dapat anda lihat pada link berikut:
Animasi Konsep Fisika 
 
Share:

Sabtu, 07 Mei 2016

PEANG PENJOL

 

Peang Penjol adalah figur tokoh lawak tempoe doeloe yang eksis dengan "pari'an-pari'an" konyol dan membuat semua orang yang mendengar terhibur dan tertawa lepas. Pada video di atas, bercerita tentang seorang pedagang kambing penipu yang tertipu..pokoknya dijamin LUCU, untuk lebih lengkapnya silakan simak video di atas.

Share:

Jumat, 06 Mei 2016

Alam Smesta Mengembang lebih besar dari Kecepatan Cahaya ..?



Kenapa kecepatan pengembangan alam semesta pada fase inflasi melebihi kecepatan cahaya? Bukankah ini melanggar relativitas khusus Einstein?
 
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita tinjau dahulu apa itu inflasi.
Mengapa ada inflasi?
Inflasi yang sedang dibicarakan di sini bukanlah kenaikan harga secara terus menerus seperti yang kita kenal dalam konteks ekonomi. Meskipun pemahamannya mirip, inflasi dalm astronomi diartikan sebagai pemuaian drastis dalam waktu sangat singkat dimana alam semesta yang tadinya kecil kemudian memuai secara eksponensial dalam waktu kurang dari 1 detik.  Waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya inflasi alam semesta ini bahkan lebih cepat dari satu kedipan mata, karena ia terjadi pada saat alam semesta baru berusia 10-36 dan berakhir pada usia 10-32  setelah terjadinya Big Bang. Artinya pemuaian terjadi dalam waktu yang super singkat dan alam semesta yang tadinya kecil menjadi besar.
Sebelum membahas tentang pemuaian yang super cepat ini, yang perlu dilihat adalah mengapa ada inflasi alam semesta? 



Sejarah alam semesta dan inflasi yang terjadi di masa awal alam semesta. Kredit: Richard Drumm / BICEP 2/CERN/NASA
Menurut prinsip kosmologi yang dibangun Friedman tahun 1920, dalam skala besar alam semesta itu homogen dan isotropi dan pengamat tidak berada pada posisi yang istimewa di alam semesta. Homogen artinya dimanapun posisi pengamat di alam semesta maka ia akan mengamati hal yang sama. Jadi tidak ada lokasi istimewa di alam semesta. Model ini menyatakan bahwa alam semesta seharusnya mengembang dalam jangka waktu tertentu, dimulai dari keadaan yang sangat panas dan padat.  Dalam alam semesta skala besar, galaksi merupakan unit terkecil dan memiliki distribusi yang merata sehingga alam semesta bisa dianggap sebagai sebuah sistem fluida sempurna.v
Alam semesta yang kita kenal adalah yang kita lihat saat ini. Ada keseragaman dalam skala besar. Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana obyek – obyek tersebut bisa membangun keseragaman jika mereka tidak berkomunikasi satu sama lainnya? Astronom pun menelusuri kembali jejak alam semesta dan membangun solusi untuk permasalahan kosmologi standar yang meliputi masalah horison dan kurvatur alam semesta.
Semakin dini alam semesta, kerapatannya akan mendekati kerapatan kritis. Parameter kerapatan merupakan perbandingan dari kerapatan rata-rata materi dan energi di alam semesta terhadap kerapatan kritis, yang merupakan nilai kerapatan agar alam semesta berhenti memuai setelah waktu tak terbatas. Nilai perbandingan ini yang menentukan geometri alam semesta dan evolusinya apakah akan memiliki model tertutup dan kemudian runtuh (kerapatan > 1), model terbuka dan memuai selamanya (lerapatan <1) ataukah datar (kerapatan = 1). Untuk pemodelan dibutuhkan alam semesta yang memiliki kerapatan mendekati kerapatan kritis untuk model alam semesta datar. Karena itu berapapun kerapatan alam semesta sekarang, pada alam semesta dini perbedaan kerapatannya haruslah sangat kecil. Kalau tidak, maka kita tidak akan bisa menjumpai alam semesta pada keadaan sekarang. Jika perbedaannya besar, maka untuk model alam semesta tertutup, alam semesta sudah mengalami kehancuran besar dan untuk model alam semesta memuai, temperatur 3 Kelvin telah dicapai sebelum saat ini.
Permasalahan lainnya adalah masalah horison yang terkait dengan batas sesuatu yang bisa diamati dengan yang belum teramati. Sederhananya horison merupakan batas kemampuan pengamat untuk bisa melihat obyek yang diamatinya. Horison disini mengacu pada epoch terakhir foton yang bisa diterima pengamat setelah foton dipancarkan dari sumber sejak big bang. Jarak maksimum foton yang bisa dicapai sejak big bang sampai pada epoch tertentu disebut horison partikel.
Dalam menelusuri kembali alam semesta, informasi yang kita terima itu terbatas berasal dari masa 380000 tahun setelah Big Bang.  Dari pengamatan CMB atau gelombang latar belakang mikro kosmis, ditemukan adanya keseragaman temperatur. Temperatur yang diperlihatkan lewat CMB memiliki keseragaman yang tinggi dengan perbedaan 10-5 K. Seperti yang disebutkan sebelumnya, kalau ada keseragaman tentu karena ada komunikasi antara partikel-partikel dalam alam semesta. Tapi bagaimana mungkin daerah-daerah yang tidak terhubung satu sama lain bisa menginformasikan temperaturnya? Pertanyaan inilah yang kemudian dicari jawabannya.
Penelusuran ke masa lalu menunjukkan, ada kalanya ketika partikel-partikel di alam semesta bisa berkomunikasi saat horison masih kecil. Setelah alam semesta memuai, partikel yang tadinya bisa saling berkomunikasi tidak lagi bisa berkomunikasi karena sudah berada di luar horison tersebut. Solusinya tidak semudah menyatakan dulu alam semesta kecil dan setelah memuai ia bisa seperti sekarang. Karena kalau pemuaian itu tidak tepat maka alam semesta tidak akan bisa mencapai keadaannya sekarang.
Inflasi atau pemuaian drastis alam semesta merupakan solusi dari kedua masalah tersebut. Dengan pemuaian secara eksponensial, horison alam semesta bisa diperbesar sampai keadaan dimana partikel-partikel yang berada dalam lingkup horison dan bisa saling berkomunikasi.
Pemuaian alam semesta drastis memang terjadi sangat cepat sesaat setelah Big Bang dan alam semesta yang tadinya kecil tiba-tiba memuai jadi lebih besar. Setelah inflasi, alam semesta kemudian memuai mengikuti model standar kosmologi dan pada akhirnya bisa mencapai keadaan saat ini. Tanpa inflasi evolusi alam semesta mungkin sudah mencapai masa akhirnya (kehancuran besar untuk alam semesta tertutup) atau kondisi dimana temperatur alam semesta mencapai suhu 3 K terjadi jauh sebelum sekarang. Model inflasi ini kemudian dibuktikan dengan ditemukannya gelombang gravitasi yang menyisakan riak di alam semesta.
Bisakah memuai lebih cepat dari kecepatan cahaya?
Ketika terjadi inflasi, alam semesta memuai dengan cepat dan drastis. Dan sering disebutkan kalau laju pemuaian saat inflasi itu jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Kecepatan cahaya merupakan kecepatan atau kemampuan gerak cahaya dalam ruang hampa dengan laju 299,792,458 meter/detik. Berdasarkan teori relativitas khusus yang dipublikasikan tahun 1905, kecepatan cahaya atau c merupakan kecepatan maksimum bagi energi, materi dan informasi untuk bergerak di alam semesta.
Setelah Big Bang, alam semesta memuai dalam sekejap dan kurang dari satu detik, alam semesta yang tadinya kecil sudah memiliki ukuran yang lebih besar.  Pemuaian alam semesta yang sedemikian cepat sepertinya kontradiktif dengan apa yang disebutkan Einstein dalam relativitas khusus. Apakah inflasi melanggar relativitas khusus tersebut?
Jawabannya inflasi tidak melanggar teori relativitas khusus Einstein tersebut.  Kok bisa?
Ketika astronom berbicara tentang laju pemuaian alam semesta, maka yang dimaksudkan bukanlah kecepatan gerak alam semesta untuk membesar. Ada perbedaan dalam pemahaman memuai dan bergerak. Pemuaian yang dimaksudkan bukan seperti dalam pandangan umum ada sebuah benda yang mengembang dan membesar dalam sebuah ruang. Pemuaian alam semesta merupakan pemuaian dari ruang itu sendiri. Yang dibicarakan adalah dimensi ruang waktu dimana kita berada. Untuk memahaminya coba bayangkan alam semesta sebagai jaring kawat yang menghubungkan setiap bagian di dalamnya. Saat alam semesta memuai dan disebutkan bahwa obyek-obyek yang ada di dalamnya bergerak maka yang dimaksudkan adalah perubahan posisi relatif terhadap jaring ruang-waktu.

Analogi pemuaian alam semesta dalam adonan roti kismis yang dibakar. Kredit: Wikipedia
Kecepatan cahaya hanyalah batasan untuk gerak benda di dalam ruang waktu bukan untuk ruang waktu itu sendiri. Dalam konteks pemuaian alam semesta maka ruang itu sendiri yang memuai dan saat inflasi terjadi maka ruang memuai dengan drastis.  Ilustrasi yang sering diberikan untuk pemuaian alam semesta adalah kisah sepotong roti kismis yang dibakar di oven. Roti adalah alam semesta kita dan kismis adalah galaksi-galaksi yang merupakan titik terkecil di alam semesta.
Roti kismis yang kita kenal pada awalnya merupakan segumpal adonan plus kismis di dalamnya. Saat dibakar adonan itu akan mengembang dan kismis – kismis di dalamnya akan menjauh satu sama lainnya. Tapi, kismis-kismis tersebut tidak “bergerak dan berjalan-jalan untuk saling menjauhi mencari posisi baru”. Yang mengembang adalah adonan, dan saat adonan mengembang kismis-kismis tadi posisinya pun ikut berubah dari yang berada dekat satu sama lainnya jadi saling menjauhi. Itulah yang terjadi di alam semesta. Adonan roti tersebut melambangkan ruang waktu seperti halnya alam semesta.
Seandainya ada kumbang di roti tersebut yang bergerak menuju salah satu kismis di roti, ia akan bergerak relatif terhadap adonan dan kismis lainnya di dalam adonan roti itu. Di alam semesta, si kumbang merupakan partikel, wahana antariksa atau apapun benda yang bergerak di dalamnya. Kecepatan cahaya membatasi gerak kumbang dalam adonan atau pengamat dan benda lainnya di alam semesta tapi, tidak membatasi seberapa cepat laju pemuaian roti atau alam semesta.
Jadi meskipun kecepatan cahaya bisa menjadi batas maksimal gerak sebuah benda di alam semesta, ia bukan batasan bagi pemuaian ruang itu sendiri.
Efek dari kecepatan cahaya pada pengamat di dalam alam semesta yang memuai adalah ia membatasi seberapa banyak informasi yang bisa dilihat dan seberapa cepat kita bergerak.
____

Share:

Metode Statistik Populer untuk Skripsi


Untuk menyelesaikan  tugas akhir, mahasiswa perlu memahami prinsip-prinsip dan prosedur metodologi dan statistik sebagai strategi pengolahan dan analisis data serta pengujian hipotesis. Banyak model atau strategi dalam penggunaan statistik, namun secara populer prinsip dan konsep-konsep berikut banyak digunakan secara populer oleh para mahasiswa. Untuk memperoleh hal tersebut, berikut kami sharekan artikel dari Jonathan Sarwono yang dapat juga dilihat di Web: http://www.jonathansarwono.info. Secara cepat dan efisien, materi tersebut dapat anda DOWNLOAD di SINI
Share:

Konsep Fisika tentang Benda Jatuh



Konsep Fisika tentang Hukum Benda Jatuh

Hukum benda jatuh adalah sebuah hukum yang menjelaskan bahwa benda-benda akan jatuh pada kecepatan yang sama meskipun berat benda-benda tersebut berbeda. Hukum ini ditemukan oleh Galileo Galilei, seorang profesor matematika Universitas Pisa, Italia yang pada waktu itu berusia 24 tahun.
Sejarah ditemukan Hukum Benda Jatuh berawal ketika pada suatu hari di musim panas tahun 1598, Galileo Galilei tengah mengalami permasalahan yang membebani pikiran. Ia duduk di sebuah katedral lokal. Katedral ini selalu digantungkan lampu-lampu supaya terang.
Saat Galileo termenung, tanpa sengaja ia memperhatikan lampu-lampu penerang katedral yang di gantung dengan rantai berayun dengan lembut. Ia menyadari lampu-lampu tersebut berayun dengan kecepatan yang sama. Ia kemudian memutuskan untuk mengukur pergerakan lampu-lampu tersebut. Ia menggunakan denyut nadi di lehernya untuk menghitung periode setiap ayunan lampu. Kemudian ia juga menghitung lampu yang lebih besar dan dia menemukan bahwa ayunan mereka memilik kecepatan yang sama. Galileo meminjam salah satu tongkat panjang anak altar untuk mengubah cahaya lampu dan mengayunkan kedua lampu besar dan kecil lebih keras. Selama beberapa hari ia menghitung pergerakan lampu tersebut dan menemukan bahwa lampu-lampu itu bergerak pada waktu yang sama untuk menyelesaikan satu ayunan. Hal ini tidak dipengaruhi oleh ukuran atau berat lampu dan besar ayunan.
Penemuan tersebut sangat mengejutkan Galileo, karena berkontradiksi dengan kepercayaan dasar selama 2000 tahun, yaitu teori Yunani kuno dari Aristoteles dan Ptolemi dan memulai ilmu pengetahuan modern.
Sebelum masa Galileo, orang mempercayai pemikiran bahwa benda yang lebih berat jatuh lebih cepat dari benda yang lebih ringan, dan bahwa laju jatuh benda tersebut sebanding dengan berat benda itu. Galileo menemukan bahwa semua benda akan jatuh dengan percepatan konstan yang sama jika tidak ada udara atau hambatan lainnya. Ia menyatakan bahwa untuk sebuah benda yang jatuh dari keadaan diam, jarak yang ditempuh akan sebanding dengan kuadrat waktu, h   t. Untuk memperkuat penemuan bahwa laju benda yang jatuh bertambah ketika benda itu jatuh, Galileo menggunakan argumen yang cerdik. Sebuah batu berat yang dijatuhkan dari ketinggian 2 m akan memukul sebuah tiang pancang lebih dalam ke tanah dibandingkan dengan batu yang sama tetapi dijatuhkan dari ketinggian 0,2 m. Jelas, batu tersebut bergerak lebih cepat pada ketinggian yang pertama.
Galileo juga menegaskan bahwa semua benda, berat atau ringan jatuh dengan percepatan yang sama, jika tidak ada udara (hampa udara). Jika anda memegang selembar kertas secara horizontal pada satu tangan dan sebuah benda lain yang lebih berat, misalnya sebuah bola di tangan yang lain, dan melepaskan kertas dan bola tersebut pada saat yang sama, benda yang lebih berat akan lebih dulu mencapai tanah. Tetapi jika kita mengulang percobaan ini, dengan membentuk kertas menjadi gumpalan kecil kita akan melihat bahwa kedua benda tersebut mencapai lantai pada saat yang hampir sama. Secara sederhana, teori benda jatuh dapat dicontohkan seperti dibawah :


Sumber :


Share:

Alat Peraga Praktik IPA


Dalam pembelajaran media pembelajaran atau alat peraga menjadi perangkat yang sangat penting untuk membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan baik konsep, prinsip, atau hukum menjadi lebih nyata dan terkonfirmasi secara logis. Alat peraga atau alat praktek dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menempati komponen penting dalam memperlancar pemahaman siswa dalam belajar. Apa definisi alat peraga, bagaimana kriteria alat peraga yang baik, bagaimana merancang alat peraga, dan strategi apa yang cocok dalam mebuat atau menggunakannya di dalam kelas, dan lain-lain dapat anda dapatkan pada materi (pdf) berikut. Silakan DOWNLOAD di SINI
Share:

PEMBUKTIAN NILAI KECEPATAN CAHAYA DARI QUR'AN



Kebenaran ilmu pengetahuan alam dan ilmu sosial lainnya telah digariskan oleh Allah SWT di dalam Al Qur'an berabad-abad yang lalu. Kecepatan cahaya sebagai variabel ilmu alam terutama bidang fisika telah diisyaratkan keberadaanya dalam Al Qur'an. Nilai kecepatan cahaya (c) sekitar 299.792 km/detik dapat dianalisis dan ditunjukkan melalui gejala-gejala alam yang nampak. Argumentasi ilmiah tentang pembuktian tersebut dapat disimak dalam slide yang dapat diunduh pada link berikut: 

DOWNLOAD DI SINI
Share:

Kamis, 05 Mei 2016

E JURNAL YANG BERMUTU


Salah satu kewajiban dosen adalah mempublikasikan artikel hasil penelitian dan pemikiran pada jurnal ilmiah baik yang skala Nasional, Regional, maupun International. Disamping itu juga sangat dianjurkan untuk mempublikasikan pada jurnal online (OJS) yang bereputasi. Untuk memperoleh informasi bagaimana mutu jurnal dan memiliki kriteria mutu yang baik, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud telah menerbitkan Peraturan Nomor 1 tahun 2014
tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. Selengkapnya dapat diunduh pada laman berikut.

DOWNLOAD di SINI
Share:

PANDUAN RISET DAN PENGABDIAN DOSEN




Untuk pengusulan program hibah dikti tentang penelitian dan pengabdian masyarakat, Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) telah mengeluarkan Panduan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat X Tahun 2016 dengan jumlah 604 halaman. Secara lengkap, file pdfnya dapat diunduh pada link berikut.


DOWNLOAD di SINI
Share:

PEDOMAN ANGKA KRIDIT DOSEN

 Dalam rangka penyusunan angka kridit (PAK) dosen , untuk peningkatan karier akademiknya, diperlukan pedoman pelaksanaan, administrasi, dan penilaian. Untuk memperoleh panduan tersebut, berikut diberikan link gratis yang dapat didownload pada laman berikut.
DOWNLOAD DISINI
Share:

GURU TAK DIBUTUHKAN ?



Hal yang menyebabkan Guru tak Lagi Dibutuhkan
 
Ada 3 hal yang memungkinkan seorang guru tak lagi dibutuhkan (ilustrasi).
Jika sudah ada yang baru, jika sudah ada yang lebih baik, dan atau jika sesuatu itu semakin menurun fungsinya, maka sesuatu itu biasanya tak lagi dibutuhkan. Dalam kehidupan ini, telah banyak sesuatu yang tadinya dibutuhkan, saat ini tinggal kenangan. Tak mampu beradaptasi dengan kondisi kekinian, asyik dengan zona nyaman yang statis, dan menganggap fungsi dan manfaatnya telah maksimal, adalah merupakan “penyakit” yang sering menjangkiti sesuatu yang akan terlupakan dan tak lagi dibutuhkan.

Sesuatu itu bisa alat, bahan, dan atau manusianya. Bagaimana dengan profesi guru? Banyak yang dengan lantang mengatakan bahwa, meski saat ini alat, sumber belajar dan informasi sudah semakin modern, namun fungsi guru tak mungkin tergantikan. Mustahil ada sesuatu yang dapat berfungsi layaknya guru dalam proses pembelajaran, khususnya di kelas-kelas. Sarana dan prasarana bagaimanapun canggihnya di dalam kelas, guru akan selalu dibutuhkan. Selain untuk mengoperasikan atau menjalankan semua sarana dan prasarana yang ada, sejatinya yang juga penting adalah bagaimana menanamkan karakter dan budi pekerti kepada siswa.

Jika hal tersebut sebagai alasan sehingga guru dikatakan tak tergantikan, maka tepatlah hal tersebut. Namun, kalau kedua hal yang teramat penting tadi tidak mampu diemban oleh guru, maka profesi pahlawan tanpa tanda jasa tersebut boleh jadi tak lagi dibutuhkan. Mungkin saja orangnya dan jabatannya masih ada sebagai guru, masih berdiri di depan kelas yang berisi siswa-siswa, namun hakikat guru yang diembanya sudah tercerabut di mata siswa-siswanya khususnya dan bangsa ini pada umumnya.

Ada 3 hal yang memungkinkan seorang guru tak lagi dibutuhkan, antara lain:

Tak mampu beradaptasi dengan kondisi kekinian

Guru tidaklah sama dengan pelatih dalam hal kompetensi. Kebanyakan pelatih dari segi teorinya memang andal, namun praktik belum tentu. Contohnya, pelatih sepak bola. Dia tak akan mampu bersaing dengan yang dilatihnya dalam hal bermain sepak bola. Lain halnya dengan guru, dia harus lebih dari siswanya, baik teori maupun praktiknya. Oleh karena itu, guru harus selalu mengembangkan diri sehingga tidak tertinggal dengan siswanya. Bahkan, seyogianya guru harus lebih dan mampu memperkenalkan sesuatu yang baru pada kondisi kenantian. Ketidakmampuan guru untuk “memaksa diri” belajar dan terus belajar demi pengembangan dirinya, akan membuatnya tak lagi dibutuhkan.

Asyik dengan zona nyaman yang statis

Kenyamanan dengan keadaan sekarang tentu sesuatu yang wajar, asalkan arahnya lebih baik. Namun, jika itu membuat seseorang menjadi statis atau bahkan semakin larut dengan kelemahannya, tentu keadaan itu harus disingkirkan. Guru dengan kondisi kesejahteraan yang semakin baik, tentu diharapkan berada pada zona nyaman semakin mengembangkan diri dan menjadi guru pembelajar. Tetapi jika yang terjadi sebaliknya, dengan menganggap kesejahteraan yang semakin baik adalah puncak dari usahanya, sehingga membuatnya merasa telah tercapai tujuannya menjadi seorang guru, maka diapun mengungkung diri pada zona nyaman yang statis. Maka, hal tersebut dapat saja membuatnya juga tak dibutuhkan lagi.

Menganggap fungsi dan manfaatnya telah maksimal

Mengagungkan diri sendiri karena merasa telah berbuat maksimal, bisa membuat seseorang lupa bahwa tak ada yang sempurna selain Dia. Menganggap diri selalu kurang dan terus berusaha menambah kekurangan tersebut adalah tindakan yang positif. Guru sebaiknya bersikap demikian. Selalu berusaha melakukan kreasi dan inovasi demi agar siswa mendapat yang terbaik darinya. Jika seorang guru merasa bangga terhadap hasil yang diperolehnya seperti para siswanya yang berhasil, itu adalah sesuatu yang wajar. Namun, kebanggaan yang membuat guru berhenti melakukan perbaikan dan pengembangan, adalah sesuatu yang mesti dihindari. Guru tidak sekadar berhasil sekali, lalu setelah itu cukup. Menganggap fungsinya sebagai guru serta manfaat yang diperoleh siswa, merupakan puncak usahanya, merupakan hal yang sangat terburu-buru. Hal seperti itu, nantinya dapat membuat dirinya tak dibutuhkan lagi.
Share:

Total Tayangan Halaman

WAKTU SHALAT

Blogger templates

Kita hidup berdampingan dengan beragam suku dan bahasa, jadikan perbedaan tersebut menjadi hal yang mengikat kita satu sama lain

BTemplates.com