Minggu, 08 Mei 2016
Semangat Bejuang di balik Syair Lagu
ANIMASI KONSEP FISIKA
Untuk memperoleh kejelasan secara logis tentang konsep dan fenomena ilmu fisika, dapat anda perdalam dengan mengkaji ilustrasi atau animasi dan atau prototipe peristiwa yang menggambarkan konsep, prinsip, hukum, atau aturan fisika melalui contoh berbagai animasi fisika yang dapat anda lihat pada link berikut:
Animasi Konsep Fisika
Animasi Konsep Fisika
Sabtu, 07 Mei 2016
PEANG PENJOL
Peang Penjol adalah figur tokoh lawak tempoe doeloe yang eksis dengan "pari'an-pari'an" konyol dan membuat semua orang yang mendengar terhibur dan tertawa lepas. Pada video di atas, bercerita tentang seorang pedagang kambing penipu yang tertipu..pokoknya dijamin LUCU, untuk lebih lengkapnya silakan simak video di atas.
Jumat, 06 Mei 2016
Alam Smesta Mengembang lebih besar dari Kecepatan Cahaya ..?
Kenapa
kecepatan pengembangan alam semesta pada fase inflasi melebihi kecepatan
cahaya? Bukankah ini melanggar relativitas khusus Einstein?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita tinjau dahulu apa itu inflasi.
Mengapa ada
inflasi?
Inflasi yang sedang dibicarakan di sini bukanlah kenaikan harga secara terus menerus seperti yang kita kenal dalam konteks ekonomi. Meskipun pemahamannya mirip, inflasi dalm astronomi diartikan sebagai pemuaian drastis dalam waktu sangat singkat dimana alam semesta yang tadinya kecil kemudian memuai secara eksponensial dalam waktu kurang dari 1 detik. Waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya inflasi alam semesta ini bahkan lebih cepat dari satu kedipan mata, karena ia terjadi pada saat alam semesta baru berusia 10-36 dan berakhir pada usia 10-32 setelah terjadinya Big Bang. Artinya pemuaian terjadi dalam waktu yang super singkat dan alam semesta yang tadinya kecil menjadi besar.
Inflasi yang sedang dibicarakan di sini bukanlah kenaikan harga secara terus menerus seperti yang kita kenal dalam konteks ekonomi. Meskipun pemahamannya mirip, inflasi dalm astronomi diartikan sebagai pemuaian drastis dalam waktu sangat singkat dimana alam semesta yang tadinya kecil kemudian memuai secara eksponensial dalam waktu kurang dari 1 detik. Waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya inflasi alam semesta ini bahkan lebih cepat dari satu kedipan mata, karena ia terjadi pada saat alam semesta baru berusia 10-36 dan berakhir pada usia 10-32 setelah terjadinya Big Bang. Artinya pemuaian terjadi dalam waktu yang super singkat dan alam semesta yang tadinya kecil menjadi besar.
Sebelum
membahas tentang pemuaian yang super cepat ini, yang perlu dilihat adalah
mengapa ada inflasi alam semesta?
Sejarah alam semesta dan inflasi yang terjadi di masa
awal alam semesta. Kredit: Richard Drumm / BICEP 2/CERN/NASA
Menurut
prinsip kosmologi yang dibangun Friedman tahun 1920, dalam skala besar alam
semesta itu homogen dan isotropi dan pengamat tidak berada pada posisi yang
istimewa di alam semesta. Homogen artinya dimanapun posisi pengamat di alam
semesta maka ia akan mengamati hal yang sama. Jadi tidak ada lokasi istimewa di
alam semesta. Model ini menyatakan bahwa alam semesta seharusnya mengembang
dalam jangka waktu tertentu, dimulai dari keadaan yang sangat panas dan
padat. Dalam alam semesta skala besar, galaksi merupakan unit terkecil dan
memiliki distribusi yang merata sehingga alam semesta bisa dianggap sebagai
sebuah sistem fluida sempurna.v
Alam semesta
yang kita kenal adalah yang kita lihat saat ini. Ada keseragaman dalam skala
besar. Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana obyek – obyek tersebut bisa
membangun keseragaman jika mereka tidak berkomunikasi satu sama lainnya?
Astronom pun menelusuri kembali jejak alam semesta dan membangun solusi untuk
permasalahan kosmologi standar yang meliputi masalah horison dan kurvatur alam
semesta.
Semakin dini alam semesta,
kerapatannya akan mendekati kerapatan kritis. Parameter kerapatan merupakan
perbandingan dari kerapatan rata-rata materi dan energi di alam semesta
terhadap kerapatan kritis, yang merupakan nilai kerapatan agar alam semesta
berhenti memuai setelah waktu tak terbatas. Nilai perbandingan ini yang
menentukan geometri alam semesta dan evolusinya
apakah akan memiliki model tertutup dan kemudian runtuh (kerapatan > 1),
model terbuka dan memuai selamanya (lerapatan <1) ataukah datar (kerapatan =
1). Untuk pemodelan dibutuhkan alam semesta yang memiliki kerapatan mendekati
kerapatan kritis untuk model alam semesta datar. Karena itu berapapun kerapatan
alam semesta sekarang, pada alam semesta dini perbedaan kerapatannya haruslah
sangat kecil. Kalau tidak, maka kita tidak akan bisa menjumpai alam semesta
pada keadaan sekarang. Jika perbedaannya besar, maka untuk model alam semesta tertutup,
alam semesta sudah mengalami kehancuran besar dan untuk model alam semesta
memuai, temperatur 3 Kelvin telah
dicapai sebelum saat ini.
Permasalahan
lainnya adalah masalah horison yang terkait dengan batas sesuatu yang bisa
diamati dengan yang belum teramati. Sederhananya horison merupakan batas
kemampuan pengamat untuk bisa melihat obyek yang diamatinya. Horison disini
mengacu pada epoch terakhir foton yang bisa diterima pengamat setelah foton
dipancarkan dari sumber sejak big bang. Jarak maksimum foton yang bisa dicapai
sejak big bang sampai pada epoch tertentu disebut horison partikel.
Dalam
menelusuri kembali alam semesta, informasi yang kita terima itu terbatas
berasal dari masa 380000 tahun setelah Big Bang. Dari pengamatan CMB atau
gelombang latar belakang mikro kosmis, ditemukan adanya keseragaman temperatur.
Temperatur yang diperlihatkan lewat CMB memiliki keseragaman yang tinggi dengan
perbedaan 10-5 K. Seperti yang disebutkan sebelumnya, kalau ada
keseragaman tentu karena ada komunikasi antara partikel-partikel dalam alam
semesta. Tapi bagaimana mungkin daerah-daerah yang tidak terhubung satu sama
lain bisa menginformasikan temperaturnya? Pertanyaan inilah yang kemudian
dicari jawabannya.
Penelusuran
ke masa lalu menunjukkan, ada kalanya ketika partikel-partikel di alam semesta
bisa berkomunikasi saat horison masih kecil. Setelah alam semesta memuai,
partikel yang tadinya bisa saling berkomunikasi tidak lagi bisa berkomunikasi
karena sudah berada di luar horison tersebut. Solusinya tidak semudah
menyatakan dulu alam semesta kecil dan setelah memuai ia bisa seperti sekarang.
Karena kalau pemuaian itu tidak tepat maka alam semesta tidak akan bisa
mencapai keadaannya sekarang.
Inflasi atau
pemuaian drastis alam semesta merupakan solusi dari kedua masalah tersebut.
Dengan pemuaian secara eksponensial, horison alam semesta bisa diperbesar
sampai keadaan dimana partikel-partikel yang berada dalam lingkup horison dan
bisa saling berkomunikasi.
Pemuaian
alam semesta drastis memang terjadi sangat cepat sesaat setelah Big Bang dan
alam semesta yang tadinya kecil tiba-tiba memuai jadi lebih besar. Setelah
inflasi, alam semesta kemudian memuai mengikuti model standar kosmologi dan
pada akhirnya bisa mencapai keadaan saat ini. Tanpa inflasi evolusi alam
semesta mungkin sudah mencapai masa akhirnya (kehancuran besar untuk alam
semesta tertutup) atau kondisi dimana temperatur alam semesta mencapai suhu 3 K
terjadi jauh sebelum sekarang. Model inflasi ini kemudian dibuktikan dengan
ditemukannya gelombang gravitasi yang menyisakan
riak di alam semesta.
Bisakah
memuai lebih cepat dari kecepatan cahaya?
Ketika terjadi inflasi, alam semesta memuai dengan cepat dan drastis. Dan sering disebutkan kalau laju pemuaian saat inflasi itu jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Ketika terjadi inflasi, alam semesta memuai dengan cepat dan drastis. Dan sering disebutkan kalau laju pemuaian saat inflasi itu jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Kecepatan
cahaya merupakan kecepatan atau kemampuan gerak cahaya dalam ruang hampa dengan
laju 299,792,458 meter/detik. Berdasarkan teori relativitas khusus yang
dipublikasikan tahun 1905, kecepatan cahaya atau c merupakan kecepatan maksimum
bagi energi, materi dan informasi untuk bergerak di alam semesta.
Setelah Big
Bang, alam semesta memuai dalam sekejap dan kurang dari satu detik, alam semesta
yang tadinya kecil sudah memiliki ukuran yang lebih besar. Pemuaian alam
semesta yang sedemikian cepat sepertinya kontradiktif dengan apa yang
disebutkan Einstein dalam relativitas khusus. Apakah inflasi melanggar
relativitas khusus tersebut?
Jawabannya
inflasi tidak melanggar teori relativitas khusus Einstein tersebut. Kok
bisa?
Ketika
astronom berbicara tentang laju pemuaian alam semesta, maka yang dimaksudkan
bukanlah kecepatan gerak alam semesta untuk membesar. Ada perbedaan dalam
pemahaman memuai dan bergerak. Pemuaian yang dimaksudkan bukan seperti dalam
pandangan umum ada sebuah benda yang mengembang dan membesar dalam sebuah
ruang. Pemuaian alam semesta merupakan pemuaian dari ruang itu sendiri. Yang
dibicarakan adalah dimensi ruang waktu dimana kita berada. Untuk memahaminya
coba bayangkan alam semesta sebagai jaring kawat yang menghubungkan setiap
bagian di dalamnya. Saat alam semesta memuai dan disebutkan bahwa obyek-obyek
yang ada di dalamnya bergerak maka yang dimaksudkan adalah perubahan posisi
relatif terhadap jaring ruang-waktu.
Analogi pemuaian alam semesta dalam adonan roti kismis
yang dibakar. Kredit: Wikipedia
Kecepatan
cahaya hanyalah batasan untuk gerak benda di dalam ruang waktu bukan untuk
ruang waktu itu sendiri. Dalam konteks pemuaian alam semesta maka ruang itu
sendiri yang memuai dan saat inflasi terjadi maka ruang memuai dengan
drastis. Ilustrasi yang sering diberikan untuk pemuaian alam semesta
adalah kisah sepotong roti kismis yang dibakar di oven. Roti adalah alam
semesta kita dan kismis adalah galaksi-galaksi yang merupakan titik terkecil di
alam semesta.
Roti kismis
yang kita kenal pada awalnya merupakan segumpal adonan plus kismis di dalamnya.
Saat dibakar adonan itu akan mengembang dan kismis – kismis di dalamnya akan
menjauh satu sama lainnya. Tapi, kismis-kismis tersebut tidak “bergerak dan
berjalan-jalan untuk saling menjauhi mencari posisi baru”. Yang mengembang adalah
adonan, dan saat adonan mengembang kismis-kismis tadi posisinya pun ikut
berubah dari yang berada dekat satu sama lainnya jadi saling menjauhi. Itulah
yang terjadi di alam semesta. Adonan roti tersebut melambangkan ruang waktu
seperti halnya alam semesta.
Seandainya
ada kumbang di roti tersebut yang bergerak menuju salah satu kismis di roti, ia
akan bergerak relatif terhadap adonan dan kismis lainnya di dalam adonan roti
itu. Di alam semesta, si kumbang merupakan partikel, wahana antariksa atau
apapun benda yang bergerak di dalamnya. Kecepatan cahaya membatasi gerak
kumbang dalam adonan atau pengamat dan benda lainnya di alam semesta tapi,
tidak membatasi seberapa cepat laju pemuaian roti atau alam semesta.
Jadi
meskipun kecepatan cahaya bisa menjadi batas maksimal gerak sebuah benda di
alam semesta, ia bukan batasan bagi pemuaian ruang itu sendiri.
Efek dari
kecepatan cahaya pada pengamat di dalam alam semesta yang memuai adalah ia
membatasi seberapa banyak informasi yang bisa dilihat dan seberapa cepat kita
bergerak.
____
____
Metode Statistik Populer untuk Skripsi
Untuk menyelesaikan tugas akhir, mahasiswa perlu memahami prinsip-prinsip dan prosedur metodologi dan statistik sebagai strategi pengolahan dan analisis data serta pengujian hipotesis. Banyak model atau strategi dalam penggunaan statistik, namun secara populer prinsip dan konsep-konsep berikut banyak digunakan secara populer oleh para mahasiswa. Untuk memperoleh hal tersebut, berikut kami sharekan artikel dari Jonathan Sarwono yang dapat juga dilihat di Web: http://www.jonathansarwono.info. Secara cepat dan efisien, materi tersebut dapat anda DOWNLOAD di SINI
Konsep Fisika tentang Benda Jatuh
Konsep Fisika tentang Hukum Benda
Jatuh
Hukum benda
jatuh adalah sebuah hukum yang menjelaskan bahwa benda-benda akan jatuh pada
kecepatan yang sama meskipun berat benda-benda tersebut berbeda. Hukum ini
ditemukan oleh Galileo Galilei, seorang profesor matematika Universitas Pisa,
Italia yang pada waktu itu berusia 24 tahun.
Sejarah
ditemukan Hukum Benda Jatuh berawal ketika pada suatu hari di musim panas tahun
1598, Galileo Galilei tengah mengalami permasalahan yang membebani pikiran. Ia
duduk di sebuah katedral lokal. Katedral ini selalu digantungkan lampu-lampu
supaya terang.
Saat Galileo
termenung, tanpa sengaja ia memperhatikan lampu-lampu penerang katedral yang di
gantung dengan rantai berayun dengan lembut. Ia menyadari lampu-lampu tersebut
berayun dengan kecepatan yang sama. Ia kemudian memutuskan untuk mengukur
pergerakan lampu-lampu tersebut. Ia menggunakan denyut nadi di lehernya untuk
menghitung periode setiap ayunan lampu. Kemudian ia juga menghitung lampu yang
lebih besar dan dia menemukan bahwa ayunan mereka memilik kecepatan yang sama.
Galileo meminjam salah satu tongkat panjang anak altar untuk mengubah cahaya
lampu dan mengayunkan kedua lampu besar dan kecil lebih keras. Selama beberapa
hari ia menghitung pergerakan lampu tersebut dan menemukan bahwa lampu-lampu
itu bergerak pada waktu yang sama untuk menyelesaikan satu ayunan. Hal ini
tidak dipengaruhi oleh ukuran atau berat lampu dan besar ayunan.
Penemuan
tersebut sangat mengejutkan Galileo, karena berkontradiksi dengan kepercayaan
dasar selama 2000 tahun, yaitu teori Yunani kuno dari Aristoteles dan Ptolemi
dan memulai ilmu pengetahuan modern.
Sebelum masa
Galileo, orang mempercayai pemikiran bahwa benda yang lebih berat jatuh
lebih cepat dari benda yang lebih ringan, dan bahwa laju jatuh benda tersebut
sebanding dengan berat benda itu. Galileo menemukan bahwa semua benda
akan jatuh dengan percepatan konstan yang sama jika tidak ada udara atau
hambatan lainnya. Ia menyatakan bahwa untuk sebuah benda yang jatuh dari
keadaan diam, jarak yang ditempuh akan sebanding dengan kuadrat waktu, h ∝ t. Untuk memperkuat penemuan bahwa laju benda
yang jatuh bertambah ketika benda itu jatuh, Galileo menggunakan argumen
yang cerdik. Sebuah batu berat yang dijatuhkan dari ketinggian 2 m akan memukul
sebuah tiang pancang lebih dalam ke tanah dibandingkan dengan batu yang sama
tetapi dijatuhkan dari ketinggian 0,2 m. Jelas, batu tersebut bergerak lebih
cepat pada ketinggian yang pertama.
Galileo juga
menegaskan bahwa semua benda, berat atau ringan jatuh dengan percepatan yang sama,
jika tidak ada udara (hampa udara). Jika anda memegang selembar kertas secara
horizontal pada satu tangan dan sebuah benda lain yang lebih berat, misalnya
sebuah bola di tangan yang lain, dan melepaskan kertas dan bola tersebut pada
saat yang sama, benda yang lebih berat akan lebih dulu mencapai tanah. Tetapi
jika kita mengulang percobaan ini, dengan membentuk kertas menjadi gumpalan
kecil kita akan melihat bahwa kedua benda tersebut mencapai lantai pada saat
yang hampir sama. Secara sederhana, teori benda jatuh dapat dicontohkan seperti
dibawah :
Sumber :
Alat Peraga Praktik IPA
Dalam pembelajaran media pembelajaran atau alat peraga menjadi perangkat yang sangat penting untuk membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan baik konsep, prinsip, atau hukum menjadi lebih nyata dan terkonfirmasi secara logis. Alat peraga atau alat praktek dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menempati komponen penting dalam memperlancar pemahaman siswa dalam belajar. Apa definisi alat peraga, bagaimana kriteria alat peraga yang baik, bagaimana merancang alat peraga, dan strategi apa yang cocok dalam mebuat atau menggunakannya di dalam kelas, dan lain-lain dapat anda dapatkan pada materi (pdf) berikut. Silakan DOWNLOAD di SINI
PEMBUKTIAN NILAI KECEPATAN CAHAYA DARI QUR'AN
Kebenaran ilmu pengetahuan alam dan ilmu sosial lainnya telah digariskan oleh Allah SWT di dalam Al Qur'an berabad-abad yang lalu. Kecepatan cahaya sebagai variabel ilmu alam terutama bidang fisika telah diisyaratkan keberadaanya dalam Al Qur'an. Nilai kecepatan cahaya (c) sekitar 299.792 km/detik dapat dianalisis dan ditunjukkan melalui gejala-gejala alam yang nampak. Argumentasi ilmiah tentang pembuktian tersebut dapat disimak dalam slide yang dapat diunduh pada link berikut:
DOWNLOAD DI SINI
Kamis, 05 Mei 2016
E JURNAL YANG BERMUTU
Salah satu kewajiban dosen adalah mempublikasikan artikel hasil penelitian dan pemikiran pada jurnal ilmiah baik yang skala Nasional, Regional, maupun International. Disamping itu juga sangat dianjurkan untuk mempublikasikan pada jurnal online (OJS) yang bereputasi. Untuk memperoleh informasi bagaimana mutu jurnal dan memiliki kriteria mutu yang baik, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud telah menerbitkan Peraturan Nomor 1 tahun 2014
tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. Selengkapnya dapat diunduh pada laman berikut.
DOWNLOAD di SINI
PANDUAN RISET DAN PENGABDIAN DOSEN
Untuk pengusulan program hibah dikti tentang penelitian dan pengabdian
masyarakat, Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi, dan Perguruan
Tinggi (Kemenristekdikti) telah mengeluarkan Panduan Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat X Tahun 2016 dengan jumlah 604 halaman. Secara lengkap, file pdfnya
dapat diunduh pada link berikut.
DOWNLOAD di SINI
PEDOMAN ANGKA KRIDIT DOSEN
Dalam rangka penyusunan angka kridit (PAK) dosen , untuk peningkatan karier akademiknya, diperlukan pedoman pelaksanaan, administrasi, dan penilaian. Untuk memperoleh panduan tersebut, berikut diberikan link gratis yang dapat didownload pada laman berikut.
DOWNLOAD DISINI
DOWNLOAD DISINI
GURU TAK DIBUTUHKAN ?
Hal yang menyebabkan Guru tak Lagi Dibutuhkan
Ada 3 hal yang memungkinkan
seorang guru tak lagi dibutuhkan (ilustrasi).
|
Jika sudah ada yang baru, jika sudah ada yang lebih
baik, dan atau jika sesuatu itu semakin menurun fungsinya, maka sesuatu itu
biasanya tak lagi dibutuhkan. Dalam kehidupan ini, telah banyak sesuatu yang
tadinya dibutuhkan, saat ini tinggal kenangan. Tak mampu beradaptasi dengan
kondisi kekinian, asyik dengan zona nyaman yang statis, dan menganggap fungsi
dan manfaatnya telah maksimal, adalah merupakan “penyakit” yang sering
menjangkiti sesuatu yang akan terlupakan dan tak lagi dibutuhkan.
Sesuatu itu bisa alat, bahan, dan atau manusianya. Bagaimana dengan profesi guru? Banyak yang dengan lantang mengatakan bahwa, meski saat ini alat, sumber belajar dan informasi sudah semakin modern, namun fungsi guru tak mungkin tergantikan. Mustahil ada sesuatu yang dapat berfungsi layaknya guru dalam proses pembelajaran, khususnya di kelas-kelas. Sarana dan prasarana bagaimanapun canggihnya di dalam kelas, guru akan selalu dibutuhkan. Selain untuk mengoperasikan atau menjalankan semua sarana dan prasarana yang ada, sejatinya yang juga penting adalah bagaimana menanamkan karakter dan budi pekerti kepada siswa.
Jika hal tersebut sebagai alasan sehingga guru dikatakan tak tergantikan, maka tepatlah hal tersebut. Namun, kalau kedua hal yang teramat penting tadi tidak mampu diemban oleh guru, maka profesi pahlawan tanpa tanda jasa tersebut boleh jadi tak lagi dibutuhkan. Mungkin saja orangnya dan jabatannya masih ada sebagai guru, masih berdiri di depan kelas yang berisi siswa-siswa, namun hakikat guru yang diembanya sudah tercerabut di mata siswa-siswanya khususnya dan bangsa ini pada umumnya.
Ada 3 hal yang memungkinkan seorang guru tak lagi dibutuhkan, antara lain:
Tak mampu beradaptasi dengan kondisi kekinian
Guru tidaklah sama dengan pelatih dalam hal kompetensi. Kebanyakan pelatih dari segi teorinya memang andal, namun praktik belum tentu. Contohnya, pelatih sepak bola. Dia tak akan mampu bersaing dengan yang dilatihnya dalam hal bermain sepak bola. Lain halnya dengan guru, dia harus lebih dari siswanya, baik teori maupun praktiknya. Oleh karena itu, guru harus selalu mengembangkan diri sehingga tidak tertinggal dengan siswanya. Bahkan, seyogianya guru harus lebih dan mampu memperkenalkan sesuatu yang baru pada kondisi kenantian. Ketidakmampuan guru untuk “memaksa diri” belajar dan terus belajar demi pengembangan dirinya, akan membuatnya tak lagi dibutuhkan.
Asyik dengan zona nyaman yang statis
Kenyamanan dengan keadaan sekarang tentu sesuatu yang wajar, asalkan arahnya lebih baik. Namun, jika itu membuat seseorang menjadi statis atau bahkan semakin larut dengan kelemahannya, tentu keadaan itu harus disingkirkan. Guru dengan kondisi kesejahteraan yang semakin baik, tentu diharapkan berada pada zona nyaman semakin mengembangkan diri dan menjadi guru pembelajar. Tetapi jika yang terjadi sebaliknya, dengan menganggap kesejahteraan yang semakin baik adalah puncak dari usahanya, sehingga membuatnya merasa telah tercapai tujuannya menjadi seorang guru, maka diapun mengungkung diri pada zona nyaman yang statis. Maka, hal tersebut dapat saja membuatnya juga tak dibutuhkan lagi.
Menganggap fungsi dan manfaatnya telah maksimal
Mengagungkan diri sendiri karena merasa telah berbuat maksimal, bisa membuat seseorang lupa bahwa tak ada yang sempurna selain Dia. Menganggap diri selalu kurang dan terus berusaha menambah kekurangan tersebut adalah tindakan yang positif. Guru sebaiknya bersikap demikian. Selalu berusaha melakukan kreasi dan inovasi demi agar siswa mendapat yang terbaik darinya. Jika seorang guru merasa bangga terhadap hasil yang diperolehnya seperti para siswanya yang berhasil, itu adalah sesuatu yang wajar. Namun, kebanggaan yang membuat guru berhenti melakukan perbaikan dan pengembangan, adalah sesuatu yang mesti dihindari. Guru tidak sekadar berhasil sekali, lalu setelah itu cukup. Menganggap fungsinya sebagai guru serta manfaat yang diperoleh siswa, merupakan puncak usahanya, merupakan hal yang sangat terburu-buru. Hal seperti itu, nantinya dapat membuat dirinya tak dibutuhkan lagi.
Sesuatu itu bisa alat, bahan, dan atau manusianya. Bagaimana dengan profesi guru? Banyak yang dengan lantang mengatakan bahwa, meski saat ini alat, sumber belajar dan informasi sudah semakin modern, namun fungsi guru tak mungkin tergantikan. Mustahil ada sesuatu yang dapat berfungsi layaknya guru dalam proses pembelajaran, khususnya di kelas-kelas. Sarana dan prasarana bagaimanapun canggihnya di dalam kelas, guru akan selalu dibutuhkan. Selain untuk mengoperasikan atau menjalankan semua sarana dan prasarana yang ada, sejatinya yang juga penting adalah bagaimana menanamkan karakter dan budi pekerti kepada siswa.
Jika hal tersebut sebagai alasan sehingga guru dikatakan tak tergantikan, maka tepatlah hal tersebut. Namun, kalau kedua hal yang teramat penting tadi tidak mampu diemban oleh guru, maka profesi pahlawan tanpa tanda jasa tersebut boleh jadi tak lagi dibutuhkan. Mungkin saja orangnya dan jabatannya masih ada sebagai guru, masih berdiri di depan kelas yang berisi siswa-siswa, namun hakikat guru yang diembanya sudah tercerabut di mata siswa-siswanya khususnya dan bangsa ini pada umumnya.
Ada 3 hal yang memungkinkan seorang guru tak lagi dibutuhkan, antara lain:
Tak mampu beradaptasi dengan kondisi kekinian
Guru tidaklah sama dengan pelatih dalam hal kompetensi. Kebanyakan pelatih dari segi teorinya memang andal, namun praktik belum tentu. Contohnya, pelatih sepak bola. Dia tak akan mampu bersaing dengan yang dilatihnya dalam hal bermain sepak bola. Lain halnya dengan guru, dia harus lebih dari siswanya, baik teori maupun praktiknya. Oleh karena itu, guru harus selalu mengembangkan diri sehingga tidak tertinggal dengan siswanya. Bahkan, seyogianya guru harus lebih dan mampu memperkenalkan sesuatu yang baru pada kondisi kenantian. Ketidakmampuan guru untuk “memaksa diri” belajar dan terus belajar demi pengembangan dirinya, akan membuatnya tak lagi dibutuhkan.
Asyik dengan zona nyaman yang statis
Kenyamanan dengan keadaan sekarang tentu sesuatu yang wajar, asalkan arahnya lebih baik. Namun, jika itu membuat seseorang menjadi statis atau bahkan semakin larut dengan kelemahannya, tentu keadaan itu harus disingkirkan. Guru dengan kondisi kesejahteraan yang semakin baik, tentu diharapkan berada pada zona nyaman semakin mengembangkan diri dan menjadi guru pembelajar. Tetapi jika yang terjadi sebaliknya, dengan menganggap kesejahteraan yang semakin baik adalah puncak dari usahanya, sehingga membuatnya merasa telah tercapai tujuannya menjadi seorang guru, maka diapun mengungkung diri pada zona nyaman yang statis. Maka, hal tersebut dapat saja membuatnya juga tak dibutuhkan lagi.
Menganggap fungsi dan manfaatnya telah maksimal
Mengagungkan diri sendiri karena merasa telah berbuat maksimal, bisa membuat seseorang lupa bahwa tak ada yang sempurna selain Dia. Menganggap diri selalu kurang dan terus berusaha menambah kekurangan tersebut adalah tindakan yang positif. Guru sebaiknya bersikap demikian. Selalu berusaha melakukan kreasi dan inovasi demi agar siswa mendapat yang terbaik darinya. Jika seorang guru merasa bangga terhadap hasil yang diperolehnya seperti para siswanya yang berhasil, itu adalah sesuatu yang wajar. Namun, kebanggaan yang membuat guru berhenti melakukan perbaikan dan pengembangan, adalah sesuatu yang mesti dihindari. Guru tidak sekadar berhasil sekali, lalu setelah itu cukup. Menganggap fungsinya sebagai guru serta manfaat yang diperoleh siswa, merupakan puncak usahanya, merupakan hal yang sangat terburu-buru. Hal seperti itu, nantinya dapat membuat dirinya tak dibutuhkan lagi.