Kenapa
kecepatan pengembangan alam semesta pada fase inflasi melebihi kecepatan
cahaya? Bukankah ini melanggar relativitas khusus Einstein?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita tinjau dahulu apa itu inflasi.
Mengapa ada
inflasi?
Inflasi yang sedang dibicarakan di sini bukanlah kenaikan harga secara terus menerus seperti yang kita kenal dalam konteks ekonomi. Meskipun pemahamannya mirip, inflasi dalm astronomi diartikan sebagai pemuaian drastis dalam waktu sangat singkat dimana alam semesta yang tadinya kecil kemudian memuai secara eksponensial dalam waktu kurang dari 1 detik. Waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya inflasi alam semesta ini bahkan lebih cepat dari satu kedipan mata, karena ia terjadi pada saat alam semesta baru berusia 10-36 dan berakhir pada usia 10-32 setelah terjadinya Big Bang. Artinya pemuaian terjadi dalam waktu yang super singkat dan alam semesta yang tadinya kecil menjadi besar.
Inflasi yang sedang dibicarakan di sini bukanlah kenaikan harga secara terus menerus seperti yang kita kenal dalam konteks ekonomi. Meskipun pemahamannya mirip, inflasi dalm astronomi diartikan sebagai pemuaian drastis dalam waktu sangat singkat dimana alam semesta yang tadinya kecil kemudian memuai secara eksponensial dalam waktu kurang dari 1 detik. Waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya inflasi alam semesta ini bahkan lebih cepat dari satu kedipan mata, karena ia terjadi pada saat alam semesta baru berusia 10-36 dan berakhir pada usia 10-32 setelah terjadinya Big Bang. Artinya pemuaian terjadi dalam waktu yang super singkat dan alam semesta yang tadinya kecil menjadi besar.
Sebelum
membahas tentang pemuaian yang super cepat ini, yang perlu dilihat adalah
mengapa ada inflasi alam semesta?
Sejarah alam semesta dan inflasi yang terjadi di masa
awal alam semesta. Kredit: Richard Drumm / BICEP 2/CERN/NASA
Menurut
prinsip kosmologi yang dibangun Friedman tahun 1920, dalam skala besar alam
semesta itu homogen dan isotropi dan pengamat tidak berada pada posisi yang
istimewa di alam semesta. Homogen artinya dimanapun posisi pengamat di alam
semesta maka ia akan mengamati hal yang sama. Jadi tidak ada lokasi istimewa di
alam semesta. Model ini menyatakan bahwa alam semesta seharusnya mengembang
dalam jangka waktu tertentu, dimulai dari keadaan yang sangat panas dan
padat. Dalam alam semesta skala besar, galaksi merupakan unit terkecil dan
memiliki distribusi yang merata sehingga alam semesta bisa dianggap sebagai
sebuah sistem fluida sempurna.v
Alam semesta
yang kita kenal adalah yang kita lihat saat ini. Ada keseragaman dalam skala
besar. Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana obyek – obyek tersebut bisa
membangun keseragaman jika mereka tidak berkomunikasi satu sama lainnya?
Astronom pun menelusuri kembali jejak alam semesta dan membangun solusi untuk
permasalahan kosmologi standar yang meliputi masalah horison dan kurvatur alam
semesta.
Semakin dini alam semesta,
kerapatannya akan mendekati kerapatan kritis. Parameter kerapatan merupakan
perbandingan dari kerapatan rata-rata materi dan energi di alam semesta
terhadap kerapatan kritis, yang merupakan nilai kerapatan agar alam semesta
berhenti memuai setelah waktu tak terbatas. Nilai perbandingan ini yang
menentukan geometri alam semesta dan evolusinya
apakah akan memiliki model tertutup dan kemudian runtuh (kerapatan > 1),
model terbuka dan memuai selamanya (lerapatan <1) ataukah datar (kerapatan =
1). Untuk pemodelan dibutuhkan alam semesta yang memiliki kerapatan mendekati
kerapatan kritis untuk model alam semesta datar. Karena itu berapapun kerapatan
alam semesta sekarang, pada alam semesta dini perbedaan kerapatannya haruslah
sangat kecil. Kalau tidak, maka kita tidak akan bisa menjumpai alam semesta
pada keadaan sekarang. Jika perbedaannya besar, maka untuk model alam semesta tertutup,
alam semesta sudah mengalami kehancuran besar dan untuk model alam semesta
memuai, temperatur 3 Kelvin telah
dicapai sebelum saat ini.
Permasalahan
lainnya adalah masalah horison yang terkait dengan batas sesuatu yang bisa
diamati dengan yang belum teramati. Sederhananya horison merupakan batas
kemampuan pengamat untuk bisa melihat obyek yang diamatinya. Horison disini
mengacu pada epoch terakhir foton yang bisa diterima pengamat setelah foton
dipancarkan dari sumber sejak big bang. Jarak maksimum foton yang bisa dicapai
sejak big bang sampai pada epoch tertentu disebut horison partikel.
Dalam
menelusuri kembali alam semesta, informasi yang kita terima itu terbatas
berasal dari masa 380000 tahun setelah Big Bang. Dari pengamatan CMB atau
gelombang latar belakang mikro kosmis, ditemukan adanya keseragaman temperatur.
Temperatur yang diperlihatkan lewat CMB memiliki keseragaman yang tinggi dengan
perbedaan 10-5 K. Seperti yang disebutkan sebelumnya, kalau ada
keseragaman tentu karena ada komunikasi antara partikel-partikel dalam alam
semesta. Tapi bagaimana mungkin daerah-daerah yang tidak terhubung satu sama
lain bisa menginformasikan temperaturnya? Pertanyaan inilah yang kemudian
dicari jawabannya.
Penelusuran
ke masa lalu menunjukkan, ada kalanya ketika partikel-partikel di alam semesta
bisa berkomunikasi saat horison masih kecil. Setelah alam semesta memuai,
partikel yang tadinya bisa saling berkomunikasi tidak lagi bisa berkomunikasi
karena sudah berada di luar horison tersebut. Solusinya tidak semudah
menyatakan dulu alam semesta kecil dan setelah memuai ia bisa seperti sekarang.
Karena kalau pemuaian itu tidak tepat maka alam semesta tidak akan bisa
mencapai keadaannya sekarang.
Inflasi atau
pemuaian drastis alam semesta merupakan solusi dari kedua masalah tersebut.
Dengan pemuaian secara eksponensial, horison alam semesta bisa diperbesar
sampai keadaan dimana partikel-partikel yang berada dalam lingkup horison dan
bisa saling berkomunikasi.
Pemuaian
alam semesta drastis memang terjadi sangat cepat sesaat setelah Big Bang dan
alam semesta yang tadinya kecil tiba-tiba memuai jadi lebih besar. Setelah
inflasi, alam semesta kemudian memuai mengikuti model standar kosmologi dan
pada akhirnya bisa mencapai keadaan saat ini. Tanpa inflasi evolusi alam
semesta mungkin sudah mencapai masa akhirnya (kehancuran besar untuk alam
semesta tertutup) atau kondisi dimana temperatur alam semesta mencapai suhu 3 K
terjadi jauh sebelum sekarang. Model inflasi ini kemudian dibuktikan dengan
ditemukannya gelombang gravitasi yang menyisakan
riak di alam semesta.
Bisakah
memuai lebih cepat dari kecepatan cahaya?
Ketika terjadi inflasi, alam semesta memuai dengan cepat dan drastis. Dan sering disebutkan kalau laju pemuaian saat inflasi itu jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Ketika terjadi inflasi, alam semesta memuai dengan cepat dan drastis. Dan sering disebutkan kalau laju pemuaian saat inflasi itu jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Kecepatan
cahaya merupakan kecepatan atau kemampuan gerak cahaya dalam ruang hampa dengan
laju 299,792,458 meter/detik. Berdasarkan teori relativitas khusus yang
dipublikasikan tahun 1905, kecepatan cahaya atau c merupakan kecepatan maksimum
bagi energi, materi dan informasi untuk bergerak di alam semesta.
Setelah Big
Bang, alam semesta memuai dalam sekejap dan kurang dari satu detik, alam semesta
yang tadinya kecil sudah memiliki ukuran yang lebih besar. Pemuaian alam
semesta yang sedemikian cepat sepertinya kontradiktif dengan apa yang
disebutkan Einstein dalam relativitas khusus. Apakah inflasi melanggar
relativitas khusus tersebut?
Jawabannya
inflasi tidak melanggar teori relativitas khusus Einstein tersebut. Kok
bisa?
Ketika
astronom berbicara tentang laju pemuaian alam semesta, maka yang dimaksudkan
bukanlah kecepatan gerak alam semesta untuk membesar. Ada perbedaan dalam
pemahaman memuai dan bergerak. Pemuaian yang dimaksudkan bukan seperti dalam
pandangan umum ada sebuah benda yang mengembang dan membesar dalam sebuah
ruang. Pemuaian alam semesta merupakan pemuaian dari ruang itu sendiri. Yang
dibicarakan adalah dimensi ruang waktu dimana kita berada. Untuk memahaminya
coba bayangkan alam semesta sebagai jaring kawat yang menghubungkan setiap
bagian di dalamnya. Saat alam semesta memuai dan disebutkan bahwa obyek-obyek
yang ada di dalamnya bergerak maka yang dimaksudkan adalah perubahan posisi
relatif terhadap jaring ruang-waktu.
Analogi pemuaian alam semesta dalam adonan roti kismis
yang dibakar. Kredit: Wikipedia
Kecepatan
cahaya hanyalah batasan untuk gerak benda di dalam ruang waktu bukan untuk
ruang waktu itu sendiri. Dalam konteks pemuaian alam semesta maka ruang itu
sendiri yang memuai dan saat inflasi terjadi maka ruang memuai dengan
drastis. Ilustrasi yang sering diberikan untuk pemuaian alam semesta
adalah kisah sepotong roti kismis yang dibakar di oven. Roti adalah alam
semesta kita dan kismis adalah galaksi-galaksi yang merupakan titik terkecil di
alam semesta.
Roti kismis
yang kita kenal pada awalnya merupakan segumpal adonan plus kismis di dalamnya.
Saat dibakar adonan itu akan mengembang dan kismis – kismis di dalamnya akan
menjauh satu sama lainnya. Tapi, kismis-kismis tersebut tidak “bergerak dan
berjalan-jalan untuk saling menjauhi mencari posisi baru”. Yang mengembang adalah
adonan, dan saat adonan mengembang kismis-kismis tadi posisinya pun ikut
berubah dari yang berada dekat satu sama lainnya jadi saling menjauhi. Itulah
yang terjadi di alam semesta. Adonan roti tersebut melambangkan ruang waktu
seperti halnya alam semesta.
Seandainya
ada kumbang di roti tersebut yang bergerak menuju salah satu kismis di roti, ia
akan bergerak relatif terhadap adonan dan kismis lainnya di dalam adonan roti
itu. Di alam semesta, si kumbang merupakan partikel, wahana antariksa atau
apapun benda yang bergerak di dalamnya. Kecepatan cahaya membatasi gerak
kumbang dalam adonan atau pengamat dan benda lainnya di alam semesta tapi,
tidak membatasi seberapa cepat laju pemuaian roti atau alam semesta.
Jadi
meskipun kecepatan cahaya bisa menjadi batas maksimal gerak sebuah benda di
alam semesta, ia bukan batasan bagi pemuaian ruang itu sendiri.
Efek dari
kecepatan cahaya pada pengamat di dalam alam semesta yang memuai adalah ia
membatasi seberapa banyak informasi yang bisa dilihat dan seberapa cepat kita
bergerak.
____
____
0 komentar:
Posting Komentar